Sabtu, 04 April 2009

Indonesia, Hypermarket Bencana

Bencana alam dapat terjadi secara tiba‐tiba maupun melalui proses yang berlangsung secara perlahan. Beberapa jenis bencana seperti gempa bumi, hampir tidak mungkin diperkirakan secara akurat kapan, dimana akan terjadi dan besaran kekuatannya. Sedangkan beberapa bencana lainnya seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, letusan gunungapi, tsunami dan anomali cuaca masih dapat diramalkan sebelumnya. Meskipun demikian kejadian bencana selalu memberikan dampak kejutan dan menimbulkan banyak kerugian baik jiwa maupun materi. Kejutan tersebut terjadi karena kurangnya kewaspadaan dan kesiapan dalam menghadapi ancaman bahaya.

Mengapa wilayah negeri ini seolah menjadi hypermarket bencana, peristiwa demi peristiwa bencana silih berganti. Menimbulkan kepanikan, kerusakan, kerugian dan jatuhnya korban. Di sisi lain juga memunculkan fenomena saling menyalahkan. Secara geografis, geologis, hydrometeorologis dan demografis wilayah Republik Indonesia mempunyai tingkat risiko yang tinggi.

Dalam eksisting geografis wilayah ini berupa kepulauan yang terletak di daerah garis khatulistiwa. Terdapat 17.583 pulau dan kepulauan, yang dihuni sekitar 230 juta penduduk dalam 33.000 desa, 325 kabupaten/kota, dan 33 propinsi. Penduduk Indonesia terdiri dari kurang lebih 200 etnik/suku dengan 583 bahasa dan 5 kepercayaan agama. Hampir sebagian besar masih hidup dalam kemiskinan sehingga mempunyai kemampuan rendah dan kerentanan tinggi.

Secara geologis negeri ini juga menyimpan ancaman yang tinggi, hal ini terlihat bahwa kepulauan tersebut terletak pada jalur tektonik dan seismik yang terpanjang dan teraktif di dunia. Di sebelah selatan terdapat lempeng Indo-Australia, di sebelah utara terdapat lempeng Eurasia dan di sebelah timur ada lempeng Pasifik yang ketiganya mempunyai pergerakan 12 s/d 100 cm setiap tahunnya. Di samping itu juga terdapat sabuk api (ring of fire) berupa jalur vulkanik sehingga negeri ini terdapat 500 gunungapi yang 129 diantaranya aktif.

Belum lagi secara hydrometeorologis, Indonesia mengenal 2 musim yaitu musim kemarau dan hujan yang memiliki 5.590 sungai besar dan anak sungai yang diidentifikasi 600 sungai diantaranya mempunyai potensi banjir, juga memiliki luas hutan tropis terbesar ketiga di dunia yang secara ekologis mengalami degradasi dari tahun ke tahun.

Dengan mencermati adanya ancaman yang tinggi (high risk), kerentanan yang tinggi (high vulnerabillity) dan diiringi kemampuan yang rendah (low capacity) ini jadi tak salah apabila Republik ini mendapat julukan Hypermarket Bencana. Berdasarkan data kejadian bencana, Indonesia rata-rata bisa mengalami bencana 1 – 3 kali sehari. Pada rentang tahun 2006-2007 saja terjadi 205 peristiwa, dengan 15 jenis bencana yang menimpa 28 propinsi di Indonesia.
Peristiwa bencana mempunyai kebiasaan berulang di suatu tempat, entah 100 sampai 400 tahun sekali.

Comments :

0 komentar to “Indonesia, Hypermarket Bencana”

Posting Komentar